Free SpongeBob ani - Busy Cursors at www.totallyfreecursors.com

Kamis, 15 Desember 2011

Salatiga Kotaku Tercinta :)

Salatiga kota tercinta ini, sekarang sudah berumur 1261 tahun. Saya rasa, sudah tak terdengar lagi angka pengangguran yang tinggi di Salatiga. Pemerintahan yang berjalan, rasa-rasanya mampu untuk dikatakan sukses dalam masa kerjanya. Ditinjau dari aspek lain, kriminalitas tak terasa begitu menggemparkan telinga. Meskipun, kita masih ingat betul kejadian yang menewaskan sekitar 20 orang akibat minuman keras oplosan.
Kenyamanan bertempat tinggal, rasa aman, tenteram, dan kesejahteraan secara umum masih bisa dinikmati. Kota Salatiga, masih menjadi kota dengan tingkat keamanan tertinggi di Jawa Tengah. Itu sebabnya, Salatiga terkenal dengan sebutan kota pensiun. Artinya, banyak warga dari berbagai kota setelah pensiun pindah penduduk ke Salatiga. Keakraban masih terjalin kuat, meskipun keberagaman masyarakatnya luas. Tetapi, apa pendapat dari warga Salatiga?
Dibutuhkan kacamata untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan itu sendiri.  Tidak semua masyarakat yang tinggal di Kota Salatiga merasakan pembangunan yang diupayakan untuk masyarakat sendiri. Ruko yang meruntuhkan bangunan lama dan pasar modern yang menggeser pasar tradisional, misalnya.
Masyarakat menengah ke atas, tentu memilih apa yang sudah tersedia dengan mudah. Pasar modern menawarkan barang yang dibutuhkan dengan perbandingan harga yang relatif tipis dengan pasar tradisional. Dari tata letak, pasar modern lebih unggul dengan banyaknya pasar modern yang berdiri hampir di setiap sisi jalan raya dan tempatnya pun lebih bersih. Meskipun kualitas barang yang di jual, mungkin tetap lebih di bawah pasar tradisional. Sehingga banyak sekali toko-toko kecil usaha masyarakat itu sendiri kalah bersaing.
Apakah ini akan mempengaruhi kelangsungan hidup mereka? Ya, tentu saja. Masyarakat yang ada, masih banyak yang harus berjuang untuk keberlangsungan hidup mereka sendiri. Fenomena tiap fenomena perlu lebih anda cermati.
Romusha, rodhi, atau kerja paksa, tentunya masih lekat. Mimpi buruk yang teramat sangat keji dan tidak berperikemanusiaan. Tetapi, sisi lain dari masa suram itu serasa seperti kita sembunyikan. Pengangguran jauh lebih sedikit dibandingkan apa yang kita saksikan sekarang. Apakah kita salah untuk memberlakukan lagi kerja paksa di Salatiga ?  Tentunya dengan penerapan yang berbeda. Masyarakat menganggur membutuhkan pekerjaan dan upah. Ide saya dan kakak saya memunculkan kerja bagi mereka yang membutuhkan. Masyarakat yang hidup di bawah standar kelayakan hidup tentu membutuhkan upah, rumah layak tinggal, dan juga kesejahteraan hidup. Maka kita gabungkan kedua pemikiran tersebut. Begitu indah jika rumah susun sewa sederhana yang sudah ada dan ruko-ruko yang berserakan di penjuru kota, kita ganti dengan gagasan baru untuk memberikan kesempatan mayarakat bekerja dengan dorongan dari pemerintahan yang dipaksakan. Rumah layak pakai, tidak ada pengangguran, dan juga kesejahteraan hidup, saya rasa bukan isapan jempol.
Dalam perhitungan ekonomi daerah, tentu pemerintah dan masyarakat lain dirugikan.  Akan tetapi, jika kita bisa mendapatkan investor seperti investor pembangunan ruko, tentu saja akan berbeda cerita.Saya tahu, masalah tak akan selesai dalam jangka pendek. Oleh karena itu kerja paksa yang kita laksanakan dalam prakteknya, bukan kerja paksa dengan arti sebenarnya, tetapi kita berikan pelatihan khusus bagi masyarakat minoritas tersebut. Dan mewujudkan kota kita yang berkarakter dan berbudaya. Seperti, pembuatan batik batu khas Salatiga, enting-enting khas Salatiga, menjahit, warung makan dengan keanekaragaman rasa, bahkan salon.
Seandainya rumah sewa yang ada di berikan gratis bagi masyarakat tidak mampu, dengan timbal balik masyarakat itu bekerja sesuai dengan apa yang di prioritaskan oleh ide itu sendiri. Saya rasa akan menguntungkan bagi semua lapisan masyarakat yang ada.
Seperti diberikannya beberapa bidang pekerjaan. Ibu-ibu yang hanya mampu memasak di berikan lahan untuk berjualan makanan bagi warga rumah sewa tadi. Beberapa bisa diberikan modal untuk loundry guna mengurangi kemungkinan adanya kekumuhan yang ada, pemuda di bekali cara membuat bathik khas Salatiga, pemuda yang lain diberikan modal usaha membuat janjanan khas Salatiga, dan lain-lain lagi.
Seperti yang telah bapak walikota bayangkan sebelumnya. Ketika pemikiran ini terwujud. Masihkah ada kerugian yang di dapat pada berbagai pihak? Saya rasa, pemikiran sebelumnya, yaitu memunculkan keuntungan di setiap lapisan masyarakat akan terwujud.  Investor tentu dapat keuntungan juga yang di dapat dari penjualan produk yang dijual kepada masyarakat lain seperti pada fungsi ruko yang sekarang kita lihat ini. Pengangguran juga jelas berkurang dalam penerapannya. Pemerintah akan berhasil dalam menjalankan kewajibannya menyejahterakan rakyatnya. Bahkan, masyarakat yang sebelumnya berada di bawah standar kelayakan hidup juga mendapatkan penghidupan yang layak. Dan juga memberikan perhatian pada anggota masyarakat yang miskin untuk mendapatkan pelayanan pendidikan dan kesehatan.
Ide saya mewujudkan penataan kota yang ramah lingkungan dan  pelestarian budaya. Peningkatan keseimbangan pembangunan dengan pelestarian lingkungan dengan mengedepankan implementasi tata ruang, keseimbangan bangunan dengan kawasan hijau, perlindungan benda cagar budaya serta peningkatan apresiasi budaya lokal Kota Salatiga.
Dilihat dari hasil untuk umumnya, sekolah tidak lagi bingung dalam membuat seragam identitasnya, anggaran daerah menjadi lebih tinggi, kemodernan daerah kita yang menjadi lebih bermutu, Kota Salatiga akan mampu diupayakan lanjut bukan hanya memiliki museum kota, tetapi Kota Museum,  bahkan Salatiga dapat dikenal menjadi Kota Batik, Kota Pelajar, bahkan Kota Pelopor.
Sekiranya ini merupakan cerita dan ide kakak saya, tentunya banyak sekali tutur kata yang tertulis, kurang berkenan di hati.  Sehingga saya mengucapkan banyak sekali permohonan maaf. Dari lubuk hati saya yang terdalam, saya mengucapkan pula banyak terima kasih atas perhatiannya.

Rabu, 30 November 2011

^_^

hallo :D
Perkenalkan namaku Afifah Dyah Paminta Lestari, biasa dipanggil IVO, meskipun ga nyambung :D
aku lahir di Salatiga, 12 September 1999. oleh Sugiman Wignyo Prajarto da Sri Lestari Wahyu Handayani. Dan aku punya kakak Anggit Kurniawan Wisuda.

Ikuti terus semua hal yang seru di blog ini ya :D