Pasti kalian gak asing sama yang namanya KERATON.
Tapi kali ini saya bahas tentang KERATONAN bukan KERATON, ada yang tau bedanya?
Kalau KERATON adalah daerah tempat seorang penguasa (raja atau ratu) memerintah atau tempat tinggalnya (istana), sedangkan KERATONAN adalah sebuah kampung di luar tembok Keraton Surakarta yang konon ditinggali
abdi dalem yang loyal terhadap raja. Letaknya sendiri berada di tengah
kota, hampir setiap orang pernah melewati kawasan tersebut.
Kebetulan saya bersama temen saya Prilla Audina mengikuti jelajah bersama blusukan solo menelusuri beberapa tempat yang ada di Keratonan yaitu, Ndalem Hadiwijayan, Ndalem Hardjonagoro atau Rumah Go Tik Swan. Tapi sayangnya kami terlambar jadi ada sedikit materi yang tertinggal.
Objek kami yang pertama di Ndalem Kanjengan, disini dinamakan Kanjengan karena yang menempati dahulu seorang Kanjeng Raden Adipati Sosrodiningrat IV, dan sekarang kediamannya ditempati oleh anak turunnya setelah rumahnya di daerah Kepatihan dibakar saat agresi militer Belanda ke-2, sehingga keluarga beliau terpaksa keluar dari kompleks Kepatihan. Raden Adipati Sostrodiningrat IV adalah pendiri Museum Radya Pustaka yang didirikan oada masa pemerintahan Pakubuwono IX pada tanggal 28 Oktober 1890 yang bertepatan di Jalan Slamet Riyadi, Surakarta. Dan pada tanggal 1 Januari 1931, kala itu museum merupakan kediaman seorang Belanda bernama Johannes Busselaar.
Ndalem Kanjengan |
Lokasi selanjutnya yaitu kediaman M. Hardo, saudagar pembatik di Jalan Madukoro dan salah satu bagunannya dibuat tempat kuliner makanan khas deso yaitu, Sego Kalong
Ndalem Hadiwijayan |
Lokasi selanjutnya penuh dengan misteri, yaitu Ndalem Joyokusuman yang merupakan bekas kediaman Jayakusuman, putra Pakubuwono X tepatnya di Desa Gajahan. Bagunan tersebut dibangun pada tahun 1939 dengan gaya arsitec modern tapi sayangnya tidak terawat. Di depannya saja kami disapa dengan megahnya pintu masuk, bagaimana didalamnya?
Didalamnya terdapat pandapa dengan halaman yang sangat luas, menurut saya sendiri bangunannya lebih bagus dibandingkan di keraton. Namun sayangnya bangunan ini tidak ada kejelasan tentang kepemilikannya sehingga kurang terawat dan bangunannya sudah mulai merapuh. Konon, pada awal 2000 bangunan ini sempat dijadikan cafe tapi sang pemilik terjerat korupsi sehingga menjadi tanah sengketa.
Pandapa Joyokusuman |
Semak blantara |
Lukisan Soekarno |
Di kediaman Go Tik Swan kami disambut oleh Bapak Soewarno dan Ibu Supiyah. Kami dipersilahkan masuk untuk melihat proses pembuatan batik, dan keris. Batik-batik yang di jual disana berkisar 600ribu-hingga 7jutaan. Didalam kediamannya banyak barang-barang peninggalan sejarah bahkan ada pandapa didalam rumahnya, tidak hanya itu disana ada lukisan buatan Bapak Soekarno. Gak bakalan bosen maupun terasa jika waktu kita dihabiskan disana karena didukung oleh udara yang sejuk.