Free SpongeBob ani - Busy Cursors at www.totallyfreecursors.com

Sabtu, 03 Januari 2015

Dua Gunung Seribu Pengayak

Sabtu, 3 Januari 2015
Pagi hari yang cerah ini saya awali langkah vacation bersama partner in mafia saya yaitu, Prilla Audina. Disinilah tekat kami untuk menjelajah kota dengan slogan 'The Spirit Of Java' yang berbalut dengan berbagai tradisi dan kebudayaan yang masih melekat hingga sekarang. Tradisi yang ingin saya public saya ini sekaten dan grebeg maulud.
Sekitar pukul 8.30 kami telah sampai di Kraton Hadiningrat Surakarta suasana disana sudah cukup padat dengan ribuan warga yang antusias untuk menantikan tradisi gunungan sekaten. Melihat sekaten adalah pengalaman pertama kami, wajar sajalah kalau kami linglung tak tau arah. Awalnya kami dikira pers berkat kamera yang terkalung dileher kami, sehingga kami ditawari pita berwarna merah dan kuning yang identik dengan bangsawan kraton. Tapi sayangnya kita tidak mengenakai rok sehingga tidak boleh masuk. Disana kaum wanita disarankan untuk mengenakan rok, mungkin itu salah satu bentuk rasa miyayeni. Rok bukanlah kendala kita, rasa sok kenalpun muncul dari diri kami dan dari sok kenal itu kami dicarikan jalan oleh bapak LINMAS.

Back to Sekaten, What the meaning of sekaten?
Sekaten adalah upacara perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Upacara ini berlangsung selama 7 hari, yang di tahun ini jatuh pada tanggal 28 Desember-3 Januari 2015. Sekaten merupakan tradisi peninggalan dari Kerajaan Demak. Konon, nama Sekaten berasal dari bahasa Arab, yaitu syahadatain. Ternyata, upacara Sekaten sangat erat dengan sejarah penyebaran agama Islam di Solo.

Selain itu, terdapat pasar malam dalam perayaan Sekaten. Pasar malam berlangsung selama perayaan Sekaten, bahkan berminggu-minggu sebelumnya. Pasar malam tersebut berada di alun-alun utara Surakarta. Di dalam pasar malam, ada banyak jenis permainan seperti, komedi putar, odong-odong, dan masih banyak lagi. Serta banyak penjual makanan yang menjajakan kuliner-kuliner khas Solo.
suasana menunggu gunungan keluar dari kraton


Malam puncak sekaten disebut juga Grebeg Maulud yang bertepatan pada tanggal 3 Januari 2015 atau tanggal 12 Rabiul Awal dalam kalender Islam. Grebeg Maulud terdapat gunungan yang berisi hasil bumi, kali ini mengeluarkan dua buah gununga yaitu gunungan jaler terdiri dari sayur hasil bumi, seperti kacang panjang, terong, wortel, cabai, sawo dan tomat. Dan gunungan Estri, berupa rengginang. Yaitu nasi yang dikeringkan dan aneka masakan lauk pauk. Kedua gunungan tersebut pertanda syukur dari raja kepada rakyatnya

Ribuan warga berebun gunungan
Dua pasang gunungan diarak oleh ratusan abdi dalem, dengan rute Kori Kamandungan (pintu utama keraton)-Sitihinggil-Pagelaran-Alun-alun Utara hingga halaman Masjid Agung. Iring-iringan dikawal oleh prajurit keraton dan barisan marching band keraton. Tetap pukul 10.00 WIB gunungan keluar dari pintu kraton dan sampai di masjid pukul 11.15 WIB, gunungan yang dijajar di halaman masjid, didoakan oleh beberapa ulama keraton. Namun belum usai didoakan ribuan warga merangsek ke halaman masjid, untuk berebut isi gunungan. Seperti perayaan Sekaten sebelumnya, dua pasang gunungan tersebut ludes dalam waktu singkat. Hasil bumi yang berada di dalam gunungan dipercayai menyimpan banyak rezeki dan berkah

Barisan Marchingband dan Prajurit Kraton