Free SpongeBob ani - Busy Cursors at www.totallyfreecursors.com

Sabtu, 25 Maret 2017

Pengantin Tapi Single

Salatiga?

Salatiga, kota kecil yang dikenal dengan keasriannya, kota kecil tetua, kota penuh keromantisan, kota kecil penuh kenangan  hehehe

Bagi masyarakat Salatiga atau para traveler yang pernah mengunjungi kota kecil ini pasti tidak asing dengan lokasi yang unik ini, yaitu "Pohon Pengantin"
Pohon Pengantin adalah salah satu lokasi di Salatiga yang banyak digemari oleh para remaja jaman sekarang "yeahh" Pohon Pengantin ini terletak di Jalan Siranda Desa Bancaan, Pulutan, Salatiga. Atau lebih mudahnya di Jalan Raya Solo-Semarang Km 2, dikiri jalan terdapat gang disebelah PLN dan masuk kurang lebih 500 meter. Pohon pengantin ini terletak ditengah hantaran sawah sebelah SMP Islam Al-Azhar 18 Salatiga.
Kenapasih bisa dibilang pohon pengantin?

Nahh, jika dilihat dari katanya "pengantin" yang berarti berpasangan, namun ternyata lokasi ini hanya terdapat sebuah pohon yang berdiri SENDIRI ditengah hentangan sawah luas.
Konon, lokasi ini bisa diberi nama "pohon pengantin" karena dulunya pohon ini tak hanya berdiri sendiri, tetapi berdampingan dengan pohon lain sehingga diberi nama "pohon pengantin". Namun pohon yang satunya tidak diketahui pastinya (katanya ada orang yang telah menebangnya, sehingga pohon tersebut sekarang hanya tertinggal sebatang kara). Selanjutnya, dari sumber warga sekitar ada yang mengatakan bahwa,"pohon tersebut merupakan jelmaan dari sepasang pengantin"

Pohon pengantin tak hanya terlihat keunikan dari nama pengantin namun hanya sendiri. Pohon pengantin ini juga memiliki keunikan lain, yaitu dengan bentuk batang yang melekuk-lekuk yang menyerupai tanaman bonsai. Jadi para pengunjung dapat bersantai menikmati keindahan sekitar sambil bersandar dibatang pohon tersebut.

Selain dari keunikan likak-likuknya,"pohon pengantin" ini banyak pemandangan yang dapat dilihat yaitu hantaran sawah luas dengan gubug-gubung kecil, ditemani oleh kokohnya gunung merabu, ungaran, dan telomoyo yang terlihat jelas jika cuaca cerah.

Bagiku di sore hari adalah waktu yang paling tepat apalagi bagi para traveler yang hobi fotografer dan para pengejar senja. Pohon pengantin ini adalah spot yang saya rekomendasi untuk dikunjungi pada sore hari menjelang malam dengan suasana senja yang menghadirkan matahari yang akan berjalan keperaduannya atau sunset yang luar biasa dengan latar persawahan.
Soal budget tak usah dikhawatirkan, karna berkunjung di pohon ini gratis, tidak adanya pemungutan biaya sama sekali :)
gubug berselimut awan senja


Jumat, 15 Mei 2015

KERATONAN bukan KERATON

    Pasti kalian gak asing sama yang namanya KERATON.
Tapi kali ini saya bahas tentang KERATONAN bukan KERATON, ada yang tau bedanya?
Kalau KERATON adalah daerah tempat seorang penguasa (raja atau ratu) memerintah atau tempat tinggalnya (istana), sedangkan KERATONAN adalah sebuah kampung di luar tembok Keraton Surakarta yang konon ditinggali abdi dalem yang loyal terhadap raja. Letaknya sendiri berada di tengah kota, hampir setiap orang pernah melewati kawasan tersebut. 
Kebetulan saya bersama temen saya Prilla Audina mengikuti jelajah bersama blusukan solo menelusuri beberapa tempat yang ada di Keratonan yaitu, Ndalem Hadiwijayan, Ndalem Hardjonagoro atau Rumah Go Tik Swan. Tapi sayangnya kami terlambar jadi ada sedikit materi yang tertinggal.
     Objek kami yang pertama di Ndalem Kanjengan, disini dinamakan Kanjengan karena yang menempati dahulu seorang Kanjeng Raden Adipati Sosrodiningrat IV, dan sekarang kediamannya ditempati oleh anak turunnya setelah rumahnya di daerah Kepatihan dibakar saat agresi militer Belanda ke-2, sehingga keluarga beliau terpaksa keluar dari kompleks Kepatihan. Raden Adipati Sostrodiningrat IV adalah pendiri Museum Radya Pustaka yang didirikan oada masa pemerintahan Pakubuwono IX pada tanggal 28 Oktober 1890 yang bertepatan di Jalan Slamet Riyadi, Surakarta. Dan pada tanggal 1 Januari 1931, kala itu museum merupakan kediaman seorang Belanda bernama Johannes Busselaar.
Ndalem Kanjengan
      Lokasi selanjutnya yaitu kediaman M. Hardo, saudagar pembatik di Jalan Madukoro dan salah satu bagunannya dibuat tempat kuliner makanan khas deso yaitu, Sego Kalong
Kediaman M. Hardo yang tidak produksi lagi
Ndalem Hadiwijayan
     The next, Ndalem Hadiwijayan konon bekas kediaman Pangeran Hadiwijaya, putra Pakubuwono X namun kami tidak diperbolehkan masuk. Jadi hanya didepan pintu besar yang kokoh berdiri, dan didepannya dibalut oleh semak-semak rumput yang tinggi tidak terawat dan bangunan ini dinyatakan bangunan cagar budaya oleh pemerintah kota Surakarta dan yang paling penting bangunan ini eks Saraswati sekolah UNS.





 
     Lokasi selanjutnya penuh dengan misteri, yaitu Ndalem Joyokusuman yang merupakan bekas kediaman Jayakusuman, putra Pakubuwono X tepatnya di Desa Gajahan. Bagunan tersebut dibangun pada tahun 1939 dengan gaya arsitec modern tapi sayangnya tidak terawat. Di depannya saja kami disapa dengan megahnya pintu masuk, bagaimana didalamnya?

Pandapa Joyokusuman
 Didalamnya terdapat pandapa dengan halaman yang sangat luas, menurut saya sendiri bangunannya lebih bagus dibandingkan di keraton. Namun sayangnya bangunan ini tidak ada kejelasan tentang kepemilikannya sehingga kurang terawat dan bangunannya sudah mulai merapuh. Konon, pada awal 2000 bangunan ini sempat dijadikan cafe tapi sang pemilik terjerat korupsi sehingga menjadi tanah sengketa.
Semak blantara
     The last, kami melanjutkan blusukan ke kediaman Go Tik Swan atau lebih sering dikenal dengan nama K.R.T. Hardjonagoro. Beliau seorang budayawan dan sastrawan Indonesia yang dilahirkan sebagai putra sulung keluarga Tionghoa yang tinggal bersama kakeknya sejak kecil hingga melanjutkan sekolahnya di Neutrale Europesche Lagere School bersama warga kraton, anak ningrat, dan anak pembesar Belanda. Karena beliau sangatlah talented dan memicu Soekarno menjadi dekat dengannya. Bahkan Go Tik Swan disuruh untuk membuat motif Batik Indonesia.
Lukisan Soekarno
Di kediaman Go Tik Swan kami disambut oleh Bapak Soewarno dan Ibu Supiyah. Kami dipersilahkan masuk untuk melihat proses pembuatan batik, dan keris. Batik-batik yang di jual disana berkisar 600ribu-hingga 7jutaan. Didalam kediamannya banyak barang-barang peninggalan sejarah bahkan ada pandapa didalam rumahnya, tidak hanya itu disana ada lukisan buatan Bapak Soekarno. Gak bakalan bosen maupun terasa jika waktu kita dihabiskan disana karena didukung oleh udara yang sejuk.
Pembuatan Keris

Pembuatan Batik

Senin, 23 Februari 2015

Jogja Istimewa Ketenye


 DIY, daerah istimewa yogyakarta, dari namanya aja udah istimewa apalagi dalemnya.
Senin, 23 Februari 2015 saya ditemani dua teman bolang saya, Prilla Audina dan Swastika Ira.
Setelah mengerti seluk beluk Kraton Hadiningrat Surakarta, kita tertarik juga dengan seluk beluk Kraton Yogjakarta.
Esok hari kita bertiga melangkah mengawali perjalanan libur panjang dari Salatiga, kota tertua. Dari Salatiga kita memulai perjalanan ke Solo naik bus, selanjutnya kita ke Stasiun Purwosari untuk membeli tiket solo-jogja dan kebetulan kita mendapatkat kreta prameks yang berangkat pukul 09.17 WIB. Perjalanan via kreta kita jalanni dan hingga di Stasiun Tugu Jogja pukul 10.24 WIB.
Kembali ke rencana awal kita akan ke Kraton Jogjakarta dan Taman Sari.
Dari stasiun kita jalan ke arah Jl. Malioboro untuk naik Trans Jogja dan turun di jalur malioboro 3 dan jalan sekitar 1km. Buat kalian yang ingin ke Kraton dari stasiun sebaiknya naik becak atau andong saja jadi gananggung. Abis itu kita langsung masuk kraton. Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat) merupakan istana resmi Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang kini berlokasi di Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta yang sekarang dipimpin oleh Sultan Hamangku Buwono XIII. Kraton jogjasih gasebesar keraton solo, tapi menurutku di kraton jogja lebih bersih dan gasemua pustaka dipamerkan.
kraton tampak depan
bangunan kraton yang ada di uang 1000 rupiah
Kita tidak menghabiskan waktu lama di kraton, mungkin karena guidenya kurang aseek. Kita melanjutkan perjalanan ke Taman Sari. Taman Sari merupakan bangunan komplek kraton jogja berupa kolam, konon dulu sebagai tempai pemandian raja yang dibangun oleh Hamangku Buwono 1
Sebenanya lingkup Kraton Jogja sangat besar, tapi sayangnya lahan yang luas itu diselai oleh rumah-rumah penduduk. Selain kolam terdapat masjid bawah tanah yang dulunya dibuat ibadah raja dan memiliki banyak lorong.
masjid bawah tanah
lorong
Menit demi menitpun berlalu, tak terasa waktu telah memanggil kita untuk segera kembali ke Salatiga walaupun kita belum cukup puas. Kita mengakhiri perjalanan di jogja dan menuju ke Stasiun Tugu kembali menggunakan becak. Sesampai disana kita ketinggalan kereta 15menit dan harus menunggu selama 2jam. Penantian panjang berselimut dinginnya hujan tak terasa, sekitar pukul 4 kita meninggalkan jogja menuju Stasiun Purwosari dan perjalanan kita tutup menggunakan bus menuju Salatiga.
bonus pap dari kita

Sabtu, 03 Januari 2015

Dua Gunung Seribu Pengayak

Sabtu, 3 Januari 2015
Pagi hari yang cerah ini saya awali langkah vacation bersama partner in mafia saya yaitu, Prilla Audina. Disinilah tekat kami untuk menjelajah kota dengan slogan 'The Spirit Of Java' yang berbalut dengan berbagai tradisi dan kebudayaan yang masih melekat hingga sekarang. Tradisi yang ingin saya public saya ini sekaten dan grebeg maulud.
Sekitar pukul 8.30 kami telah sampai di Kraton Hadiningrat Surakarta suasana disana sudah cukup padat dengan ribuan warga yang antusias untuk menantikan tradisi gunungan sekaten. Melihat sekaten adalah pengalaman pertama kami, wajar sajalah kalau kami linglung tak tau arah. Awalnya kami dikira pers berkat kamera yang terkalung dileher kami, sehingga kami ditawari pita berwarna merah dan kuning yang identik dengan bangsawan kraton. Tapi sayangnya kita tidak mengenakai rok sehingga tidak boleh masuk. Disana kaum wanita disarankan untuk mengenakan rok, mungkin itu salah satu bentuk rasa miyayeni. Rok bukanlah kendala kita, rasa sok kenalpun muncul dari diri kami dan dari sok kenal itu kami dicarikan jalan oleh bapak LINMAS.

Back to Sekaten, What the meaning of sekaten?
Sekaten adalah upacara perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Upacara ini berlangsung selama 7 hari, yang di tahun ini jatuh pada tanggal 28 Desember-3 Januari 2015. Sekaten merupakan tradisi peninggalan dari Kerajaan Demak. Konon, nama Sekaten berasal dari bahasa Arab, yaitu syahadatain. Ternyata, upacara Sekaten sangat erat dengan sejarah penyebaran agama Islam di Solo.

Selain itu, terdapat pasar malam dalam perayaan Sekaten. Pasar malam berlangsung selama perayaan Sekaten, bahkan berminggu-minggu sebelumnya. Pasar malam tersebut berada di alun-alun utara Surakarta. Di dalam pasar malam, ada banyak jenis permainan seperti, komedi putar, odong-odong, dan masih banyak lagi. Serta banyak penjual makanan yang menjajakan kuliner-kuliner khas Solo.
suasana menunggu gunungan keluar dari kraton


Malam puncak sekaten disebut juga Grebeg Maulud yang bertepatan pada tanggal 3 Januari 2015 atau tanggal 12 Rabiul Awal dalam kalender Islam. Grebeg Maulud terdapat gunungan yang berisi hasil bumi, kali ini mengeluarkan dua buah gununga yaitu gunungan jaler terdiri dari sayur hasil bumi, seperti kacang panjang, terong, wortel, cabai, sawo dan tomat. Dan gunungan Estri, berupa rengginang. Yaitu nasi yang dikeringkan dan aneka masakan lauk pauk. Kedua gunungan tersebut pertanda syukur dari raja kepada rakyatnya

Ribuan warga berebun gunungan
Dua pasang gunungan diarak oleh ratusan abdi dalem, dengan rute Kori Kamandungan (pintu utama keraton)-Sitihinggil-Pagelaran-Alun-alun Utara hingga halaman Masjid Agung. Iring-iringan dikawal oleh prajurit keraton dan barisan marching band keraton. Tetap pukul 10.00 WIB gunungan keluar dari pintu kraton dan sampai di masjid pukul 11.15 WIB, gunungan yang dijajar di halaman masjid, didoakan oleh beberapa ulama keraton. Namun belum usai didoakan ribuan warga merangsek ke halaman masjid, untuk berebut isi gunungan. Seperti perayaan Sekaten sebelumnya, dua pasang gunungan tersebut ludes dalam waktu singkat. Hasil bumi yang berada di dalam gunungan dipercayai menyimpan banyak rezeki dan berkah

Barisan Marchingband dan Prajurit Kraton

Selasa, 23 Desember 2014

Air Terjun Grenjengan Kembar

Air Terjun Grenjengan Kembar terletak di Dusun Citran, Desa Muneng Warangan, Kecamatan Pakis, Magelang, Jawa Tengah. Grenjengan Kembar sesuai dengan namanya, yang memiliki dua buah air terjun yang berdampingan dan satu air terjun yang berjarak sekitar 30 m. Keberadaan air terjun ini di dalam kawasan hutan konservasi di wilayah Resort Wekas, Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Krogowanan, Taman Nasional Gunung Merbabu. Sumber air Grenjengan Kembar ini berasal dari anak sungai Cebong dari lereng Gunung Merbabu.
Ketinggian air terjun pertama sekitar 12 meter (sampai tingkat satu) dan 3 meter (menuju tingkat kedua). Sedangkan air terjun kedua berketinggian 18 meter.

tak ada yang menggantikan alam
Akses menuju ke Grenjengan Kembar cukup mudah jika dari jalan raya kopeng nanti ada petunjuk baleho jalan menuju Grenjengan Kembar sekitar 20 menit menggunakan kendaraan roda dua atau empat, walaupun jalannya agak terjal. Kemudian masuk Desa Muneng Warangan dengan kondisi jalan batu-batuan kira-kira sejauh 500 meter. Di Grenjengan Kembar tidak dikenai biaya masuk, hanya membayar parkir kendaraan sebesar 2000 rupiah. Dari lokasi parkir ke akses jalan setapak kurang lebih 10-15 menit. Akan melewati jalan dari belahan bukit. Setelah itu disapa oleh hutan-hutan banbu dan pinus
Belahan bukit, "bukit cinta" katanya
Hutan pinus
Pada jarak 100 meter pertama dan di lokasi air terjun terdapat jembatan dari bambu, Dalam perjalanan di alam nan indah ini telah dirusak oleh tangan tangan usil, namanya juga INDONESIA
Mereka hanya memamerkan apa yang telah ia lakukan, tetapi tidak bisa menjaga alam yang sebenarnya
 sejauh 150 meter lagi akan menemukan indahnya alam yang sebenarnya. Alam ini diciptakan dengan jutaan misteri yang tidak kita ketahui, tetapi bukan misteri yang membuat kita takut malah sebaliknya misteri alamlah yang membuat kita bergairah untuk mengetahuinya, alam memiliki batasan tapi hikmah yang dapat diambil tak terbataskan.




Selasa, 20 November 2012

The Day Regional Art Sport Olimpiad

RASO? makanankah itu? *yang bulatbulat itumah bakso.
RASO kali ini adalah Regional Art Sport Olympiad yang diikuti oleh seluruh siswa SMP RSBI di Jawa Tengah dan RASO ini lagi pertamakalinya diadakan di Pekalongan pada tanggal 20 - 22 November 2012

Kami dari SMP 1 Salatiga mengirimkan 9 siswa yaitu: Afifah Dyah Paminta Lestari (catur putri), Satyo Prihutomo (catur putra), Avito Shafa Sekar (solo putri), Ruspika Rahardika (solo putra), Sylvia Salwa Salsabila (MTQ putri), M Hanif Rosyid (MTQ putra), Prila Audina (silat putri), Anisa Ainaya (Story Telling) dan Yudha Adhe Widodo (pidato bahasa jawa) yang didampingi oleh Pak Wartono selaku guru seni dan Pak Tugino selaku guru olahraga. Yang disayangkan Bapak Kepala Sekolah kita Pak Tris Mardiyoko tidak bisa mendampingi karena ada acara lain :)
Kami berangkat dari Salatiga hari Kamis 20 November, lumayanlah dispen dan bangun siang pastinya :D Sekitar 8.30 kita kumpul disekolahan, sebelumnya kita pamitlah sama guruguru minta "DOA" *penting lhoh.
Sekitar jam 10 kita cus dealnya berangkat ke Pekalongan untuk Fighting dan mendapatkan upilupil (medali) *aminn. Antara cwe sama cwo mobilnya dipisah yang cwe sama paktug, dan cwo sama pakwar *no problem

Sekitar jam 1an kita istirahat mampir makan ntah dimana tu :D Habis itu cus lanjutdeh, eh lagi berapakilo dapet kabar kalo si dika mabuk *ampundeh malumaluin. Inilah yang kita tunggutunggu dan akhirnya sekitar jam 2 kita memasuki kota Pekalongan dan masuk ke wilayah Grand Mandari Hotel sampe langsung check in dan kita nunggu di lobi cukup lama sih dan ndak lupa narsis dulu deh :D Abis ngerti ternyata kamarnya di acakdeh sama daerah laen dan untungnya aku sekamar sama Icha dan Sausan (purbalingga) si Prilla irideh sama gue dan Icha -,- buruburudeh kekamar gila sama Icha :D Habis naruh barang dikamar masing-masing kita jalanjalan, eh nemuin dufan *lumayanlah kita makan deh disitu dan disusul sama yang cwo.

Karna kurangnya informasi dan acara masih acakacakan ndak karuhan, sorenya pendamping kita kagak ikut technical meeting. Dan malemnya kita ngikut opening di Gor Jatayu.


The second day Regional Art Sport Olimpiad hari Jum'at, 21 Movember 2012 dimana ini jadwalnya padat dan full lombanya. Lumayan kacausih kita kagak ikut technical meeting karna semua dah dijelasin disitu. Untungnya pagi-pagi bu wur nyusul kita, jadi ada yang dibantulah setidaknya. Dari 9 siswa dan 6 cabang lomba yang diikuti tempatnyapun berbeda-beda, catur, MTQ, storry telling, pidato bahasa jawa di SMP 2 Pekalongan sebagai tuan rumah, silat di SMK 3 Pekalongan, dan nyanyi kurang ngerti. Dan lombapun waktunya diundur, gue ikut catur setau gue (afifah dyah pl) catur gunain sistem swiss 6 babak dan gue memperoleh 5 point dan kalah 1x dari Blora dan alhamdulillah peringkat 3 dapetin medali emas. Dan tomy (catur putra) poin 4,5 dan peringkat 3 dapet medali emas. Dika (solo vokal putra) peringkat 4 dapet medali emas. Avito (solo vokal putri) dapet medali perunggu. Via sama Hanif (MTQ putra putri) medali perak, prilla (silat putri) dapet medali perunggu. Icha (storytelling) dapet medali perak.

Yang disayangkan dari semua kebahagiaan ini, Yudha karna dia sendiri yang ndak dapet medali dari cabang pidao bahasa jawa. Tapi terimakasih yudha^^ sebagai paketu yang tanggung jawab sekali dengan kita yang nakal-nakal :D Masih ada kesempatan laen untuk Yudha :)

 The Third Day Regional Art Sport Olympiad nah yang inipun kagak kalah juga dari sebelum-sebelumnya.
Posting kali ini cerita gue dan temenemen di Pekalongan yaitu kota batik, selain itu juga kota kebahagian kita bersama *eciyeh
Semalem dikamar di kamar 160 Grand Mandarin Hotel dihuni oleh 4cwe bisa dibilang idiot *eh
Malam itu kami kelaparan mau beli di hoel mahal, keluar males, dan mencetuskan KFC tapi ndak ada yang mau untuk korban pulsa, akhirnya guedeh yang ngalah. (0285) 14022 perbincangan icha dan mba KFC mulai, awalnya dikira ences, eh ternyaa cwe. ntah mbanya kepo abis sini keburu pulsa abis lagi *dengan mampang muka tolol icha bilang kalo "mba cepetan, pulsanya keburu habis" dan langsung dimatiin--"
abis buka pulsa abis 16rbu u,u
Karna hari ini hari terakhir di Pekalongan jadi kita packing, males sih sebenernya. Paginya aja bangun dah kesiangan lagi. Kita ditinggal yang cwo breakfast, kita breakfast yang cwo dikamar kita. Setelah checkout kita jalanjalan kemall ntah namanya apa dan lanjut ke pantai. Sebenernya kia mampir dulu ke pusat grosir batik pekalongan tapi mobil yang cwe udah terlanjur kebablasan sampe batang dan akhirnya batik lagi karna ditunggu mobil cwo disana. Aku ma icha barusan ngomongin rotiboy dan lagi pingipinginnya eh ketemu roti sejenis kagitu tapi bukan rotiboy. Dan pada belanja batikbatik tapi aku ndak ada yg tertarik. Habis itu cus pulang, lumayan padet sih jalannya. Kita mampir lunch di "pak ndut" ungaran. Habis itu pulangdeh kesekolahan. Sampe sekolah bukan langsung minta jemput tapi gaje dulu disekolah sama icha vito xD


Selasa, 03 Juli 2012

Berkat Sedekah, Tukang Becak Itu Mengunjungi Baitullah

Pak Parman, demikian orang-orang memanggilnya. Dia hanyalah seorang tukang becak. Sudah bisa ditebak, berapa kekayaannya? Dia hanya punya tempat tinggal, dan itu pun kost di tempat yang kumuh, yang gentengnya sewaktu-waktu bisa bocor karena hujan. Meski begitu, Pak Parman memiliki budi yang sangat mulia. Kemiskinan yang merenggut kehidupannya, tidak menutup mata batinnya untuk selalu berbagi kepada orang lain.

“Siapa kira orang miskin tidak bisa naik haji. Karena sedekah, tukang becak yang satu ini justru mendapatkan keberkahan untuk menunaikan rukun Islam kelima.”

Tapi, bukan harta yang bisa ia sumbangkan. Sebab, untuk makan sehari-hari saja sulit, apalagi berniat untuk berbagi harta kepada orang lain. Maka, yang hanya bisa dilakukan Pak Parman adalah “sedekah jasa”. Yaitu, setiap hari Jum’at ia menggratiskan semua penumpang yang naik becaknya. Ini adalah hal yang luar biasa. Tidak semua orang bisa melakukannya, apalagi orang miskin seperti dirinya. Maka, atas kebaikannya itulah, suatu “keberkahan hidup” kemudian menghampirinya.

Suatu ketika, di hari Jum’at pertama bulan Ramadhan, tiba-tiba, ada orang yang kaya raya mobilnya mogok. Kebetulan, mogoknya tidak jauh dari pangkalan becak Pak Parman. Orang kaya itu pun bertanya kepada supirnya, “Pir, kalau naik becak kira-kira ongkosnya berapa ya?”

“Paling juga dua sampai tiga ribuan,” jawab supir kepada majikannya.

Orang kaya tersebut pun memutuskan naik becak karena sebenarnya jarak dirinya dengan rumahnya sudah lumayan dekat. Maka, dipanggillah tukang becak yang ada di pangkalan tersebut dan kebetulan Pak Parman yang datang. Lalu, digoeslah becak itu oleh Pak Parman menuju rumah orang kaya tersebut. Setelah sampai di tempat, Pak Parman dikasih uang 10 ribu dan tidak usah dikembalikan. Namun, oleh Pak Parman uang itu ditolaknya.

“Kenapa Bapak menolaknya?” tanya orang kaya itu..

“Saya sudah meniatkan dari dulu, kalau setiap Jum’at saya menggratiskan semua penumpang yang naik becak saya,” jawabnya jujur.

Setelah itu, Pak Parman pun pergi meninggalkan orang kaya tersebut. Rupanya, kejadian itu sangat membekas di hati orang kaya tersebut. Orang kaya seperti dirinya saja tidak pernah sedekah, ini orang miskin malah melakukannya dengan begitu tulus. Lalu, dikejarlah Pak Parman. Setelah dapat, Pak Parman pun dikasih uang satu juta. Orang kaya itu pikir, Pak Parman akan menerimanya karena uangnya besar. Tapi, Pak Parman tetap menolaknya. Lalu, dinaikkan lagi menjadi dua juta dan tetap Pak Parman menolaknya. Alasan Pak Parman sama: dia tidak menerima uang sepeser pun di hari Jum’at untuk jasa ojek becaknya. Sebab, dia sudah meniatkannya untuk bersedekah. Subhanallah!

Tapi, hal ini justru membuat orang kaya tersebut semakin penasaran. Maka Jum’at berikutnya (di hari Ramadhan juga), orang kaya itu pun naik becak lagi. Ia sengaja meninggalkan supirnya untuk pulang ke rumah sendiri dan dia lebih memilih berhenti di pangkalan itu untuk bisa naik becak Pak Parman. Maka diantarlah orang kaya tersebut ke rumahnya oleh Pak Parman. Setelah sampai, Pak Parman pun diberikan uang yang lebih besar lagi, kali ini 10 juta. Orang kaya itu pikir Pak Parman akan tergoda oleh uang sebanyak itu. Tapi, lagi-lagi, perkiraannya meleset. Pak Parman, sekali lagi, menolak uang yang bagi dia itu sebenarnya sangat besar. Apalagi, sebentar lagi akan Lebaran dan uang itu pasti akan berguna buat dirinya dan keluarganya. Tapi, orangtua itu menolaknya dengan halus.

Kejadian ini benar-benar membuat orang kaya tersebut tidak mengerti. Kenapa orang miskin seperti Pak Parman tidak mau menerima uang sebesar itu? Padahal, uang itu bisa ia gunakan selama berbulan-bulan. Namun, rasa penasaran orang kaya itu rupanya tidak pernah berhenti. Jum’at berikutnya, dia pun naik becak milik Pak Parman lagi. Namun, kali ini ia minta diantarkan ke tempat yang lain.

“Pak, antarkan saya ke rumah Bapak,” pinta orang kaya.

“Memangnya, ada apa, Pak?” jawab Pak Parman polos.

“Pokoknya, antarkan saya saja.”

Akhirnya, Pak Parman terpaksa mengantarkan orang kaya itu ke rumahnya. Mungkin orang kaya itu hanya ingin menguji: apakah tukang becak itu benar-benar orang miskin ataukah tidak? Mereka pun akhirnya sampai di rumah Pak Parman. Betapa terkejutnya orang kaya itu, karena rumah yang dimaksud hanyalah sebuah rumah kost yang sangat jelek. Gentengnya sewaktu-waktu bisa roboh karena terpaan air hujan. Karena sangat iba melihat kejadian itu, orang itu pun merogoh uangnya sejumlah Rp. 25 juta.

“Ini Pak, uang sekedarnya dari saya. Mohon Bapak menerimanya,” pinta orang kaya kepada Pak Parman.

Apa reaksi Pak Parman? Ternyata, dengan halus dia pun tetap menolaknya. Hal ini benar-benar sangat mengejutkan orang kaya itu. Bagaimana bisa orang semiskin dia menolak uang pemberian sebesar Rp. 25 juta? Kalau bukan dia adalah lelaki yang luar biasa, yang memiliki budi yang sangat luhur.

Akhirnya orang kaya itu pun menyerah. Dia benar-benar kalah dengan ketulusan hati Pak Parman. Ia percaya bahwa apa yang dilakukan Pak Parman benar-benar tulus dari hatinya. Ia benar-benar tidak tergoda oleh indahnya dunia dan kilaunya uang jutaan rupiah. Mungkin ia satu pribadi yang langka dari 1000 orang yang ada, yang sewaktu-waktu hanya muncul di dunia. Luar biasa!

Tapi, orang kaya itu berjanji bahwa suatu saat ia akan memberikan yang terbaik buat tukang becak yang berhati mulia tersebut. Sebab, mungkin, baru kali ini hatinya terusik lalu disadarkan oleh orang miskin yang hanya seorang tukang becak. Dan waktu pun terus berlalu.

Lebaran telah tiba. Pak Parman dan orang kaya itu tidak bertemu lagi. Menjelang Lebaran Haji (Idul Adha), orang kaya itu kembali menemui Pak Parman di rumah kostnya. Kembali ia pun datang di hari Jum’at. Mudah-mudahan kali ini niatnya tidak sia-sia. Setelah mereka bertemu, di depan Pak Parman orang kaya kemudian bicara terus terang, “Pak, mohon kali ini niat baik saya diterima. Bapak dan istri serta anak Bapak akan saya berangkatkan haji ke Tanah Suci. Sekali lagi, mohon Bapak menerima niat baik saya ini?”

Pak Parman menangis di depan istri dan anak semata wayangnya. Pergi ke Mekkah saja tidak pernah ia bayangkan sejak dulu, ini apalagi ia dan keluarganya akan diberangkatkan naik haji. Ini benar-benar hadiah yang sangat luar biasa dari Allah swt. Tawaran orang kaya itu pun diterima Pak Parman dengan setulus hati.

Maka, Pak Parman dan keluarganya pun akhirnya pergi haji. Ya, seorang tukang becak yang miskin tapi memiliki hati yang sangat mulia akhirnya bisa melihat keagungan Ka’bah di Mekkah al-Mukarramah dan makam Nabi Muhammad saw di Madinah. Kebaikannya dibalas oleh Allah. Ia yang menolak satu juta, dua juta, 10 juta, hingga Rp. 25 juta, tapi Allah menggantinya dengan haji ke Baitullah, bersama istri dan anaknya! Jadi, berapa kali lipatkah keberkahan yang didapatkan Pak Parman karena sedekah yang ia lakukan setiap hari Jum’at?! Subhanallah!

Bahkan, tidak saja dihajikan secara gratis, Pak Parman akhirnya dibuatkan rumah oleh orang kaya tersebut. Maka, semakin berkahlah hidup si tukang becak berhati mulia itu. Dan sejak itu, Pak Parman pun bisa tinggal di sebuah tempat yang nyaman dan tidak memikirkan lagi uang untuk kost di bulan berikutnya.

Demikian kisah tukang becak yang bisa naik haji karena sedekah yang dilakukannya. Apakah kita sudah seperti Pak Parman? Dia yang miskin masih memikirkan untuk berbagi untuk orang lain, apalagi kita yang mungkin lebih mampu dibandingkan dia. Mudah-mudahan kita bisa mengikuti jejaknya, terutama dalam hal ketulusannya dalam berbagi! Aamiin.

SUBHANALLAH

THE GREATEST REWARD

SEBUAH KEAJAIBAN TUHAN